Minggu, 05 Agustus 2012
Selasa, 31 Juli 2012
The Tokyo Zodiac Killer
Minggu 29 Juli 2012
Buka pusa bareng teman kantor di RM New Koang. Oh iya, kantor saya di BBKPM Makassar, bagian Instalasi Farmasi. Saya sama istri berangkat lebih cepat karena belum menyiapkan kado untuk teman saya saya. Setelah keliling keliling di salah satu Mall di Makassar, akhirnya dapat juga kado yang cocok. Tapai gara - gara terlalu lama keliling - keliling akhirnya terlambat sampai di Koang, nda papa juga kan yang penting makan gratis. ^^.
Inti ceritanya sih bukan itu, anggaplah sebagai kata pengantar atau apalah.. Hehe. Pulang dari Koang saya kembali ke Mall lagi, soalnya ada tempat yang mesti saya kunjungi kalau ke Mall, Gramedia. Nda afdol rasanya kalo tidak ke Gramedia tiap kali ke Mall. Niatnya sih mau beli ATK (Alat Tulis Kantor). Tapi perhatian saya teralih ke sebuah buku bersampul putih seperti pada gambar. Sudah lama tidak baca Novel Detektif yang bagus. Masih teringat Manga Detektif kesukaan saya waktu SMF (tahun 1998 - 2001), Kindaichi karangan Fumiya Sato. Pada waktu itu semua serinya saya baca, bahkan sekarang terbit lagi dengan seri yang baru. Tentu saja saya sudah koleksi.
Kembali ke soal buku Tokyo Zodiac Murders, novel ini cukup seru. Misterius dan penuh trik khas novel Detektif. Yang menariknya Tokoh utama detektif novel ini mencela si legendaris Holmes - nya Conan Doyle. Tapi masuk akal juga celaanya. Dari segi cerita novel ini sepertinya adalah inspirasi (bukan terinspirasi!!!) dari Manga Kindaichi, yaitu pada kasus kedua kalo tidak salah judulnya Pembunuhan Gedung Eropa yang bercerita tentang pembunuhan yang terjadi pada suatu pemukiman yang menyerupai bintang David. Di mana pembunuh menyisakan 6 mayat yang tidak utuh lagi. Masing - masing mayat kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Membaca novel Tokyo Zodiac Murder serasa membaca kembali Manga Kindaichi. Salah satu koleksi novel yang asyik dibaca. Dan buku setebal lbh dari 300 halaman tuntas saya baca dalam 1 hari.
berikut sinopsis Tokyo Zodiac Murder :
"Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga
tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan
surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan
Azoth—sang wanita sempurna—dari potongan-potongan tubuh para wanita muda
kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu
putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan perempuannya
tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi
ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan
sang seniman. Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang,
menyibukkan pihak berwenang dan para detektif amatir, namun tirai
misteri tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Lalu pada
suatu hari di tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi
Mitarai—astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan
didampingi Dr. Watson versinya sendiri—ilustrator dan penggemar kisah
detektif, Kazumi Ishioka—dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan
Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi. Kisah menarik tentang sulap dan ilusi karya salah satu pencerita
misteri terkemuka di Jepang ini disusun seperti tragedi panggung yang
megah. Penulis melemparkan tantangan kepada pembaca untuk membongkar
misteri sebelum tirai ditutup."
Langganan:
Postingan (Atom)